Minggu, 08 Februari 2009

Kurikulum & Pembinaan

  1. Pedoman utama: Buku pedoman Pembinaan Calon Imam di Indonesia bagian seminari menengah,editor Alfons S. Sunardi OFM terbitan DOKPEN KWI yang diperbaharui lagi editor Rm.Y.Driyanto terbit 2001 oleh Komisi Seminari
  2. Penekanan utama/khusus : Pada situasi dan kondisi budaya setempat dan mengacu pada arah dasar, visi dan misi raker KASRI tahun 2000; usaha kemandirian dalam hal iman,dana dan tenaga.
  3. Adakah kekhasan seminari ini disbanding seminari lain? Tempat sekolah (SMU Katolik WR.Soepratman) terpisah jauh dari seminari dan yang memasak(pagi dan sore) adalah para siswa secara bergelirian

TARGET SEBAGAI CRITERIA SESUAI JENJANG SMU SEMINARI

Pembentukan berproses di jenjang ini diharapkan bermuara pada pribadi calon imam yang memiliki :

1. Kualitas Manusiawi

  • Kepribadian memiliki tanggung jawab,sikap terbuka dan jujur,rela berkorban,menyadari kemampuan dan menegembangakannya,mampu menjafa keseimbangan emosi,selalau berubah( ada potensi tumbuh dan berkembang). Punya disiplin diri dan mampu membuat keputusan yang bebas.
  • Intelektual : mamapu memenuhi standar seminari untuk lulus,punya sikap kritis,punya inisiatif kreatifitas,mau memperluas wawasan lewat membaca,diskusi dan lain-lain.
  • Afektif- seksual : mampu menerima dari orang lain secara wajar,mampu bergaul dan sehat sehat,ada tanda-tanda menghargai hidup selibat.
  • Hidup social : mampu beradaptasi dan bersosialisai,memiliki kepekaan social.


2. Kualitas Rohani-Kristiani
  • Mendekati Kristus sebagai Imam.
  • Mendekatai Kristus sebagai Nabi.
  • Mendekati Kristus sebagai Raja

Jenjang KPA

Pembentukan berproses di jenjang ini diharapkan bermuara pada pribadi calon imam yang memiliki :

1. Kualitas Manusiawai
  • Kepribadian
  • Intelektual
  • Afektif-seksual
  • Hidup
2. Kualitas Rohani-Kristiani
  • Mendekati Kristus sebagai Imam.
  • Mendekati Kristus sebagai Nabi.
  • Mendekati Kristus sebagai Raja.

Jenjang Pra-Tor

Pembentukan berproses di jenjang ini diharapkan bermuara pada pribadi calon imam yang memiliki :
  1. Kualitas Manausia : mampu mendengarkan,menghargai orang lain,sabar,toleran,mudah menyesuaikan diri,mampu bekerja sama,baik hati,tulus iklas,jujur murah hati,tabah tangguh,tahan bantingan,bertanggung jawab,mandiri,berani menanggung resiko,dapat dipercaya,menyelesaikan tugas,tidak mengorbankan sesame, mampu membangun relasi,mencintai persaudaran,tidak bermuka dua, mampu menyimpan rahasia,mampu menilai secara sehat,ugahari,tidak berlebihan,rela sedia melayani,cepat tanggap,professional,trampil,berbesar hati,hati nurani tidak tumpul.
  2. Kedewasaan intelektual : kemampuan intelektual ( tinggi,biasa,paspasan),dapat menggunakan penalaran dengan sehat,dapat berpikir sendiri,tidak terlalu bergantung pada orang lain,serius, punya sikap mawas diri,menjaga jarak,memakai waktu dengan baik,tidak mudah terpengaruh dan berubah pendirian,dapat mengmbil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan itu. Kritis berinisiatif dan kreatif,suka memcaba buku rohani dan pengetahuan actual
  3. Kedewasaan Afektif dan kedewasaan seksual : diterima oleh sesame,menjdi teman yang menyenangkan,punya rasa humor,seorang yang gembira,tidak murung, orang suka bergaul denganya,mempunyai teman dekat,tidak mempunyai kelekatan yang tidak teratur pada kehangatan dan keakraban,mampu mengarahkan energi efektif untuk Tunan dan sesame,menerima kawannya dengan sikap terbuka,berhubungan sehat dengan lawan jenis,tenang waktu bergaul dengan lawan jenis,mampu memeluk hidup selibat dengan segala resiko dan konsekwesnsinya,pria yang matang menyadari peran khas pria dan mengembangkannya.
  4. kemampuan olah hidup dan olah rasa : puas dengan apa yang ada,tidak lekas kecewa,tidak mudah mengeluh,tidak mudah dibawa oleh perasaan,tahan sakit,tidak mudah tersinggung,tidak agresif dan defensive,tidak kasarm tidak dingin,tidak kebal atau tidak peka,tidak mengasiani diri,tidak mengasingkan diri,dapat mengintegrasikan gejolak-gejolak emosi dan perasaan secara professional dan mengalami kesukaran menghadapi orang lain yang mendapat dan mengatasi konflik dan frustrasi,mampu hidup rekonsiliatif dan dapat mengampuni;memperlihatkan kepercayaan diri sendiri dengan tenang,bangga akan karyanya,sadar bahwa bertalenta,sadar akan harga diri sebagai pribadi,mau dibina dan membina diri,memiliki kemampuan untuk berubah.
  5. kemampuan untuk hidup bersama : kemampuan untuk menyesuikan diri,untuk bekerja sama,ambil peran aktif,rela menyumbang dan memberikan diri,bukan acuh tak acuh,tidak bersembunyi di dalam kelompok,bahagia dalam hidup bersama, mengembangkan diri dalam konteks paguyuban,tidak hanyut aka ikut-ikutan dengan yang lain, peka terhadap orang lain,peka terhadap kebutuhan orang lain,peka terhadap dukungan,peka terhadap hiburan dan peka untuk menghibur orang lain,dikenal oleh kebanyakan anggota,mengembangkan kemampuan sosialisasi dan adaptasi.

2. Kualitas Kristiani : nampak bahwa Kristus menjadi pegangan hidupnya,memiliki cinta bhakti kepada Kristus,memiliki devosi tertentu,rasa hormat terhadap gereja dan pemimpin gereja setempat,mampu dan mau bekerja sama dengan pemimpin Gereja local,mampu mengatasi situasi dalam hidup secara kristiani (teosentris),ada kecintaan terhadap ekaristi,pengakuan dosa dan pertobatan,ada ketekunan dalam doa harian,memiliki hidup doa yang dapat diandalkan,mampu mengampuni,mampu mencintai sesama, mampu memuliahkan Bapa dan melaksanakan kehendak-Nya,mampu membuat Roh dan setia mencari kehendak Allah,memiliki keutamaan iman,memiliki pengharapan,memiliki keutamaan kasih,menghayati hidup sacramental dan sakramentail.


Read more...

About This Blog

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP